Menuju Puncak Musim Liburan, Hotel di Gili Trawangan-Meno Terancam Krisis Air!

Co.id Mudah-mudahan harimu cerah dan indah. Di Sini saya ingin berbagi tips dan trik mengenai gaya hidup. Informasi Mendalam Seputar gaya hidup Menuju Puncak Musim Liburan Hotel di Gili TrawanganMeno Terancam Krisis Air Baca artikel ini sampai habis untuk pemahaman yang optimal.

Kekhawatiran yang dialami oleh para pengusaha di Gili Trawangan dan Gili Meno merupakan cerminan dari rasa was-was kami sebagai perwakilan pemerintah daerah di destinasi wisata tersebut, ujar Denda Dewi. Kekhawatiran ini muncul setelah keputusan Direktorat Jenderal Pengelolaan Kelautan dan Ruang Laut dari Kementerian Kelautan dan Perikanan mencabut izin air PT Tiara Cipta Nirwana (TCN).

Kepala Dinas Pariwisata Lombok Utara, Denda Dewi Tresni Budi Astuti, menyatakan bahwa para pengusaha sangat cemas mengenai ketersediaan air bersih seiring dengan mendekatnya musim tinggi wisata. Mawardi selaku Kepala Unit Pelaksana Tugas (UPT) Gili Tramena, mengonfirmasi bahwa surat mengenai kekhawatiran ini sudah disampaikan menjelang musim tinggi, di mana diperkirakan akan ada lonjakan signifikan jumlah wisatawan domestik dan asing.

Mawardi juga menegaskan bahwa pengusaha hotel dan restoran di kawasan Gili Trawangan dan Gili Meno sangat khawatir jika penyediaan air bersih dihentikan saat musim ramai, terutama menjelang akhir tahun dan perayaan tahun baru. “Proses pemesanan hotel sudah mulai meningkat sekarang. Para wisatawan cenderung memesan jauh-jauh hari sebelum datang ke gili,” imbuhnya.

Dia menambahkan, meskipun saat ini pasokan air masih berjalan normal, ada kecemasan bahwa pasokan bisa terputus saat musim wisata puncak. “Kami berharap agar pengelola tidak mematikan suplai air saat menjelang musim ramai, tegas Mawardi pada hari Jumat, 25 Oktober 2024.

Lebih lanjut, Denda Dewi berharap masalah ini dapat segera teratasi sehingga tidak akan ada gangguan yang berarti bagi sektor pariwisata. Jika pasokan air terganggu, itu akan berdampak serius pada jumlah kunjungan wisatawan. Kami sangat berharap kunjungan dari Kementerian KKP dan Parekraf mengarah pada solusi yang positif, harap Denda Dewi.

Secara keseluruhan, jika masalah pasokan air tidak teratasi, hal ini dapat mempengaruhi keseluruhan industri pariwisata di wilayah gili dan dampaknya akan signifikan.