Pengusaha Hotel Serukan Penundaan PPN 12%: Ancaman Krisis Ekonomi Mengintai Indonesia!

Co.id Selamat beraktivitas semoga hasilnya memuaskan. Detik Ini saya akan mengulas fakta-fakta seputar internasional. Pandangan Seputar internasional Pengusaha Hotel Serukan Penundaan PPN 12 Ancaman Krisis Ekonomi Mengintai Indonesia Jangan skip bagian apapun ya baca sampai tuntas.

Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) mengusulkan agar pemerintah menunda rencana kenaikan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) untuk mendukung pemulihan daya beli masyarakat serta sektor pariwisata. Sekretaris Jenderal PHRI, Maulana Yusran, menyatakan bahwa kebijakan peningkatan PPN bisa memperburuk posisi Indonesia di tengah persaingan dengan negara-negara tetangga seperti Thailand, Malaysia, dan Vietnam, yang telah menunjukkan kemajuan signifikan pascapandemi.

Maulana menegaskan bahwa produk pariwisata Indonesia perlu bersaing dengan negara-negara ASEAN lainnya. Dalam pernyataannya di Profit CNBC Indonesia, ia mengatakan, “Apabila PPN naik, maka kesenjangan antara Indonesia dan negara tetangga akan semakin lebar. Hal ini akan mempengaruhi jumlah wisatawan internasional yang berkunjung ke Indonesia.”

Saat ini, Indonesia terjebak di peringkat kelima dalam hal kunjungan wisatawan mancanegara, bahkan di bawah Vietnam. Dinamika ini menimbulkan tantangan untuk menarik kembali wisatawan asing ke Indonesia sekaligus meningkatkan daya saing nasional dalam sektor pariwisata.

Maulana juga memperingatkan bahwa kenaikan PPN akan berdampak pada harga tiket pesawat dan keseluruhan biaya paket wisata, yang dapat memicu masyarakat untuk lebih memilih berlibur ke luar negeri daripada tetap berwisata di dalam negeri. Ia menjelaskan, “PPN yang tinggi jelas akan berdampak pada keputusan masyarakat untuk bertraveling.”

Dalam konteks ini, penting bagi pemerintah untuk melakukan evaluasi mendalam mengenai perizinan usaha yang saat ini menjadi beban bagi pelaku industri pariwisata. Menurut Maulana, Thailand berhasil menjadi pemimpin dalam menarik wisatawan karena kebijakannya yang lebih mendukung sektor ini.

PHRI berharap pemerintah dapat memperhatikan tidak hanya peringkat dalam Travel and Tourism Development Index (TTDI), tetapi juga jumlah wisatawan yang datang serta dampaknya untuk devisa dan penciptaan lapangan kerja. “Aspek ini sangat penting untuk diukur demi meningkatkan pendapatan dan memberikan peluang kerja,” tutup Maulana.