PPN 12% Jadi Panggilan Hidup Hemat: Ancaman untuk Ekonomi RI!

Co.id Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh selamat data di blog saya yang penuh informasi. Pada Kesempatan Ini saya ingin berbagi tentang internasional yang bermanfaat. Review Artikel Mengenai internasional PPN 12 Jadi Panggilan Hidup Hemat Ancaman untuk Ekonomi RI Baca tuntas artikel ini untuk wawasan mendalam.
- 1.1. Juda Agung
- 2.1. Eko Listiyanto
- 3.1. 53,0%
Table of Contents
Jakarta, CNBC Indonesia - Masyarakat Indonesia sedang ramai membahas kampanye frugal living atau gaya hidup superhemat di media sosial. Fenomena ini muncul menjelang rencana pemerintah untuk meningkatkan tarif pajak pertambahan nilai (PPN) menjadi 12% yang dijadwalkan mulai Januari 2025, sebagai bagian dari Undang-Undang Harmonisasi Peraturan Perpajakan (UU HPP).
Deputi Gubernur Bank Indonesia, Juda Agung, menyatakan bahwa kebijakan likuiditas makroprudensial (KLM) yang dihadirkan akan dapat mendorong sektor-sektor yang menyerap banyak tenaga kerja, sehingga memberikan dorongan kepada daya beli masyarakat di masa mendatang. Menurut Eko Listiyanto, Wakil Direktur Institute for Development of Economics and Finance (Indef), tren tersebut berpotensi menjadi penghambat bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Dalam upaya menjaga daya beli masyarakat, pihak otoritas moneter telah menyiapkan sejumlah kebijakan antisipatif dengan harapan dapat mencegah penurunan lebih lanjut melalui insentif likuiditas yang dirancang agar perbankan lebih aktif menyalurkan kredit ke sektor usaha yang membuka lapangan kerja. Namun, pertumbuhan ekonomi pada kuartal III-2024 diperkirakan hanya akan mencapai 4,95%, menurun dibandingkan dengan 5,05%% yang tercatat pada kuartal III-2023.
Selama tiga kuartal tahun ini, laju konsumsi rumah tangga juga tumbuh di bawah 5%%. Jika kondisi ini terus berlanjut, Eko memperkirakan konsumsi dapat menyusut lebih jauh, mungkin mencapai 4,8% hingga 4,75%%. Konsumsi rumah tangga memiliki kontribusi yang signifikan, yakni mencapai 53,0% dalam struktur Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia pada kuartal III-2024.
Juda menambahkan, kami berkomitmen untuk mendukung sektor-sektor yang bisa menyerap lapangan kerja dalam kebijakan insentif likuiditas, sehingga meningkatkan daya beli masyarakat dan pada akhirnya memberikan kesejahteraan bagi mereka. Hingga akhir Oktober 2024, Bank Indonesia telah menyalurkan insentif KLM sebesar Rp259 triliun, terdiri dari Rp120,9 triliun untuk bank BUMN, Rp110,9 triliun untuk bank BUSN, Rp24,7 triliun untuk BPD, dan Rp2,6 triliun untuk KCBA.
Insentif KLM ini ditujukan kepada sektor-sektor prioritas, termasuk sektor hilirisasi mineral dan pangan, otomotif, perdagangan, serta layanan listrik, gas, dan air (LGA), pariwisata dan ekonomi kreatif, serta UMKM yang merupakan sektor penting dalam perekonomian Indonesia.
Itulah rangkuman menyeluruh seputar ppn 12 jadi panggilan hidup hemat ancaman untuk ekonomi ri yang saya paparkan dalam internasional Saya harap Anda menemukan sesuatu yang berguna di sini berpikir maju dan jaga kesejahteraan diri. Jika kamu suka semoga Anda menikmati artikel lainnya. Sampai jumpa.
✦ Tanya AI